Pages

SiFat SeoRaNg SaHaBat . . .

  1. Persahabatan yang baik tidak mementingkan diri sendiri.
    Amsal 17:17 mengatakan bahwa, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu.” Karena itu persahabatan sejati tidak didasarkan pada syarat- syarat yang berubah-ubah. Ada orang-orang yang berkata, “Saya akan menjadi sahabatmu jika, atau apabila, atau sampai, atau karena.” Semua ini adalah syarat-syarat dan syarat bisa berubah. Tetapi sahabat sejati mengasihi setiap waktu. Seorang sahabat yang berkata, “Aku mengasihimu jika” atau “Aku mengasihimu bila” bukan sahabat seperti yang dilukiskan oleh Alkitab. Sahabat sejati akan berkata, “Aku mengasihimu setiap waktu. Kasihku tidak bersyarat dan tidak mementingkan diri sendiri.”

  2. Persahabatan sejati bersifat teguh.
    Kembali Amsal 17:17 berkata bahwa, “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu.” Sebuah penerbitan Inggris menawarkan hadiah bagi orang yang memberikan definisi terbaik tentang persahabatan. Sebuah definisi yang tercantum dalam sayembara terhormat itu adalah: “Seorang sahabat adalah orang yang menambah sukacita kita dan membagi kesedihan kita.” Definisi lain berbunyi, “Seorang sahabat adalah orang yang mengerti kita.” Tetapi definisi yang memenangkan hadiah dalam sayembara itu adalah: “Seorang sahabat adalah orang yang masuk pada saat dunia keluar.” Betapa benarnya definisi ini! Jika Saudara ingin sungguh-sungguh mengetahui berapa banyak sahabat yang Saudara miliki dan siapa mereka, buatlah kesalahan dan lihatlah apa yang terjadi. Setelah Saudara mengetahui kesulitan, coba lihat berapa banyak kawan Saudara yang masih setia kapada Saudara. Persahabatan sejati itu teguh. 
  3. Persahabatan sejati bersedia berkorban.
    Amsal 18:24 berkata, “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara.” Persahabatan sejati itu mahal, tetapi memang sepadan dengan nilainya. Kata Indian untuk sahabat berasal dari sebuah kata gabungan yang berarti “orang yang memikul kesusahanku pada pundaknya.” Jadi kalau saya ingin menjadi sahabat, saya harus hidup dengan bersedia berkorban bagi orang yang menerima persahabatan saya.

  4. Persahabatan sejati bersifat menyucikan.
    Amsal 27:17 berkata, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Seorang sahabat sejati akan menjadikan Saudara orang yang lebih baik. Persahabatan sejati membuat hidup Saudara lebih maju, mempertajam kecerdasan Saudara dan membuat Saudara lebih giat. Saudara akan menjadi orang yang lebih baik dan lebih berguna karena persahabatan itu.
Persahabatan sejati tidak akan menumpulkan pengaruh Saudara atau menumpulkan kerohanian Saudara. Seorang sahabat sejati adalah orang yang cukup peduli sehingga ia akan menegur bila Saudara salah. Alkitab berkata dalam Amsal 27:6, “Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.”
Sanjungan bukan persahabatan. Orang yang suka menyanjung sama dengan orang munafik. Seorang munafik mengatakan di belakang Saudara apa yang tidak akan dia ucapkan di muka Saudara, tetapi seorang penyanjung mengatakan di depan Saudara apa yang tidak akan ia katakan di belakang Saudara. Seorang sahabat sejati sebaliknya, ia bersifat jujur terhadap Saudara dan terhadap orang lain.

SaLaM MaaL HijRaH 1432

Seorang sahabiah saya mengirimkan tazkirah menarik ini. Terlanjur saya masih tertanya-tanya bahan untuk tahun baru, akhirnya saya temui sesuatu. Lewat ini saya agak sibuk dan sentiasa berdepan dengan sesuatu yang membuatkan saya banyak terfikir. Alhamdulillah, Allah itu masih menyayangi hati-hati ini dan semua umatNya.
TAHUN baru ini, samada masihi atau hijrah meninggalkan catatan sejarah yang terukir dalam diari kehidupan setiap insan. Masa untuk kita bertafakur meraba nilai diri yang dicalit oleh tinta yang penuh noda.
Hitam dan putih, dosa dan pahala, kebaikan dan kejahatan, untung dan rugi, kegagalan dan kejayaan, semua itu mematangkan peribadi.
Rasanya baru sekejap anak dilahirkan, merangkak dan berlari, kini sama tinggi dengan ayah dan ibu mereka. Melihat cermin, nampak kulit semakin kedut, uban tumbuh di sana sini, hari-hari semakin sibuk melayari dunia yang mencabar keimanan.
Ada satu amalan paling sesuai dilakukan malam ini, bukalah album kenangan masa lalu dan letakkan ia di hati. Singkap lembaran demi lembaran yang mengandungi gambar mengenai kehidupan kita. Kemudian cuba fikirkan beberapa persoalan mengenai takdir yang anda lalui sepanjang tahun ini.
Betapa lemahnya daya ingatan kita, apatah lagi mahu menjawab beberapa soalan yang menjadi rahsia Tuhan ke atas diri kita. Mungkin ada yang menolak takdir ke atas dirinya, tapi selepas dijalani akhirnya Tuhan membuka matanya melihat bahawa takdir itu baik dan membawa kebahagiaan dalam hidupnya.
Allah Maha Mengasihi hamba-Nya yang reda lagi berusaha mempertingkatkan kualiti diri walaupun mereka diuji dengan cabaran dunia. Allah berfirman yang bermaksud: “Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya kerana air itu tanaman-tanaman di bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemiliknya mengira bahawa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanaman-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kelmarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang berfikir.”
Apa saja pencapaian yang kita peroleh atas hasil usaha di dunia ini hanyalah setitis daripada rahmat-Nya yang dituang dalam hati kita. Begitu juga kegagalan dan musibah yang berlaku adalah supaya kita lebih dekat kepada Allah dan bergantung sepenuh pengharapan setelah sebelumnya kita berasa gagah dan hebat menguasai medan kehidupan.
Ketika membuka album hati yang menyimpan rahsia diri, seorang hamba Allah akan menjumpai kecacatan dan aib diri yang apabila tersingkap pasti sungguh memalukan. Tetapi Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, akan benar-benar membuka segala-galanya pada hari penghisaban nanti.
Bolehkah anda membayangkan jika di dunia ini Allah membuka satu persatu rahsia kita di hadapan manusia? Pastinya kebencian dan penghinaan yang akan kita dapat setiap hari. Al-Imam Muhammad bin Wasi’ pernah berkata: “Seandainya dosa itu dapat dicium baunya, tentu tiada seorangpun manusia mahu mendekati diriku.” 

Untuk itu, Umar berwasiat: “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab dan timbanglah amalmu sebelum kamu ditimbang kerana sesungguhnya kamu melakukan hisab terhadap dirimu sendiri pada hari ini akan lebih memudahkan bagi kamu menjalani hisab pada hari kiamat.” 

Al-Quran menceritakan keadaan manusia ketika menghadapi penghisaban di mahkamah Allah yang bermaksud: ”Dan diletakkan kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: “Aduhai celaka kami, Kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis) dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juga pun.” 

Sesungguhnya amalan muhasabah diri lebih baik daripada ibadat sepanjang malam dalam keadaan hati dibiarkan lalai. Bagaimanakah cara kita mengetahui adakah hati kita lalai atau tidak? Rasulullah SAW menilai kelalaian hati dengan jauhnya seseorang daripada membaca al-Quran dan merenungi dirinya. 

Sesuai dengan sabda Baginda SAW yang bermaksud: “Barang siapa yang melakukan qiyam dengan membaca sepuluh ayat, maka dia tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai. Barang siapa yang membaca seratus ayat, maka dia dicatat sebagai orang yang khusyuk. Dan barang siapa yang membaca seribu ayat maka dia dimasukkan ke dalam golongan orang yang memperoleh pahala yang melimpah-limpah.” - (Hadis riwayat Abu Daud) 

Tanda-tanda kelalaian berkait rapat dengan sengatan hawa nafsu ke atas hati kita. Rasulullah SAW sentiasa berdoa sebelum memulakan khutbahnya yang bermaksud: “Segala puji bagi Allah, kami memohon pertolongan, petunjuk dan ampunan kepada-Nya dan kami memohon perlindungan daripada keburukan hawa nafsu dan dosa-dosa kami.”
Hawa nafsu pada hakikatnya adalah bekalan bagi manusia untuk menjalani kehidupan. Ia bersifat tercela melainkan bagi mereka yang dirahmati Allah sesuai dengan perkataan Nabi Yusuf dalam al-Quran yang bermaksud: “Kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” - (Surah Yusuf, ayat 53) 

Saat bermuhasabah, kita boleh merasai apakah kekuatan yang selama ini menunggangi keperibadian kita? Apakah kekuatan hawa nafsu atau keimanan? Dalam diri kita hanya ada dua kekuatan itu, silih berganti yang satu memenangi perlawanan terhadap yang lain. 

Perlawanan itu berlangsung sepanjang hayat kita hingga akhirnya. Firman Allah yang bermaksud: “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.” 

Selepas beribu batu perjalanan ditempuhi, eloklah berhenti sejenak sambil bertafakur untuk memastikan adakah jalan itu betul dan lurus sesuai dengan matlamat asal kita. Dari mana kita datang, untuk apa kita berjalan dan ke mana kita kita tuju? Kembalilah kepada Allah sebelum segala berakhir dengan kesengsaraan abadi. 

Firman Allah yang bermaksud: “Dan peliharalah dirimu daripada (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
Tidak ada ucapan selamat kepada mereka yang mensia-siakan hidupnya walaupun setiap tahun mereka menyambut perayaan tahun baru dengan gilang-gemilang. Yang sepatutnya diberi ucapan itu adalah orang yang cekal dan gigih memperjuangkan imannya hingga menemui Tuhannya dengan hati yang reda. 

Ahlan Wa Sahlan 1432Hijrah.

Terima kasih khas untuk semua yang membaca laman serba sederhana ini. Juga sahabiah dan sahabat yang menyokong.

-Maafkan saya andai ada ruang di dalam ini yang tidak cukup dan tidak menambahkan apa-apa, tetapi saya percaya, usaha saya, adakala bukan seratus peratus untuk blogging. Ilmu yang saya ada masih seperti setitis air yang menitis dari lautan luas, umpama jari yang dicelup, basahnya di jari itu adalah ilmu kita semua.

Wassalam

2Nd Day @ ING INSURANCE MeDiCaL caRd

Assalamualaikum . . .

Hari ini ana melangkah sekali lagi sebagai seorang pekerja di ING Insurance . . . pada sebelah pagi . . . ada seorang diantara beribu masyarakat di Malaysia yang telah memarahi ana . . . "Mana awak dpat nombor saya . . . ?" Ana cakap " Kami dapat secara random je daripada pemegang-pemegang medical card kami, cik" Dia tengking balik "Nama awak ape?" - "saya Faiz" - "siap awak saya akan cari awak!" . . . dalam hati ana "kelakar nye orang nie . . . ingat senang nak cari orang bernama FAIZ  . . . berjuta-juta plak" Calling punya calling  . . . ada sorang mamat nie "maaf saya kat Australia nie" . . . hehehehe . . . . . time tengah hari plak Pn. Seri ajak ana pergi Lunch . . . ana cakap "saya bawa nasi lemak dah" . . . reaksi die "takpe la . . kita jalan2 je amik angin luar" . . . ana pon tak kesah la . . . tu je kot untuk hari nie punye cerita kalau ade benda best ana kongsi yer . . .

Wassalamualaikum . . .

1st Day @ ING INSURANCE MeDiCaL caRd

Assalamualaikum . . . 

Terima kasih kerana sudi untuk membaca karya yang tidak seberapa ini.

Pada 29 November 2010. . . ana telah melangkahkan kaki ana ke Wisma ING Taman Shamelin Perkasa. . . . Setibanya Pn. Seri Alha Ibrahim ke dalam pejabat . . . ana dipanggil ke dalam bilik meeting untuk sdikit briefing . . ana diajar cara-cara untuk menjadi seorang yang dipanggil Sales clerk . . . setelah itu . . . mulalah kerjaya ana sebagai seorang pekerja . . . ana duduk di meja . . . serta meletakkan tangan di atasnya . . . serta mencapai gagang telefon fixed line . . . jeng-jeng . . . apa ana lakukan . . . ? Menangis . . . ? Telefon ummi dan walid . . . ? Telefon kakak dan keluarga . . . ? atau telefon kawan-kawan . . . ? . . . . Malangnya semua yang diatas bukanlah jawapannye . . . tetapi setelah gagang diangkat 1 ayat yang keluar "Hello . . . selamat pagi . . . maaf ye . . . saya Faiz . . . dari ING Insurans Berhad . . . encik nak pakai Medical Card tak . . . ? . . . Terima Kasih . . . " Telefon yang pertama . . . memang menggigil tangan dan bergetar gagang telefon . .  lama kelamaan . . . sudah terbiasa. . . begitulah yang dinamakan satu pekerjaan . . . setelah 200 calling . . . pelbagai reaksi masyarakat dapat dinilai . . . ada yang BERBUDI BAHASA ada yang TERKASAR BAHASA . . . dan sebagainya . . .

MENGHAYATI RAYA KORBAN/HAJI . . .

Aidil Adha disebut juga Hari Raya Korban atau Hari Raya Haji. Ketika itu, sejak malam 10 Zulhijjah hingga 13 Zulhijjah, ummat Islam di seluruh dunia menyambut hari yang mulia ini dengan takbir, tauhid dan tahmid.

Bagi mereka yang ada kemampuan disembelih korban dan dengannya di bahagi-bahagikan terutama sekali kepda fakir miskin, sebagai tanda pengabdian yang tulus dan ikhlas dengan niat mencari keredhaan Allah.

Ibadah haji salah satu rukun Islam yang wajib kepada mereka yang mampu sekali seumur hidup. Di dalamnya banyak terkandung pelajaran, pendidikan dan pengalaman yang sangat berguna bagi kita yang mengerjakannya, Allah berfirman yang maksudnya:
“Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, nescaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus (kerana jauh perjalanan) yang datang dari segenap penjuru yang jauh . Supaya mereka menyaksi berbagai-bagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah anugerahkan kepada mereka, berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian daripadanya dan berikanlah makan orang-orang yang sengsara dan fakir.”
(Surah Al-Hajj:27-28)

Berbagai-bagai manfaat dapat kita perolehi apabila kita menunaikan ibadah haji secara baik menurut peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, antaranya ialah:

Dapat menanamkan rasa ukhuwwah Islamiyah sedunia, menanamkan rasa persamaan, mendidik rohani dan jasmani kita supaya tabah dan sabar dalam menghadapi segala kesukaran didalam mengerjakan sesuatu perkara, dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk mempelajari adat istiadat dan keadaan bangsa-bangsa lainnya dari seluruh dunia.

Yang datang menunaikan ibadah haji itu terdiri dari ummat Islam dari berbagai-bagai bangsa dan suku dan dari berbagai-bagai tingkat. Walaupun demikian, dihadapan Allah, mereka sama-sama hamba Allah, sama-sama berpakaian ihram bagi lelaki, iaitu pakaian yang tidak berjahit serba putih yang sehelai disarungkan dan sehelai yang lainnya diselempangkan menutupi sebahagian tubuh.

Padang Arafah merupakan tempat mereka berkumpul, kaya dan miskin,pegawai tinggi ataupun rendah, semuanya bersaudara, merupakan satu ummat yang bersatu padu di bawah kalimah ‘Lailaahaillallah, Muhammadurrasulullah.”

Alangkah gembiranya hati jika memandang betapa banyaknya mereka yang datang ke tanah suci, semuanya memohon kepada Ilahi Rabbi semoga dilimpahi kurnia menurut apa yang mereka hajatkan. Dikala itu, berkumandanglah ucapan zikir, talbiah, tasbih, tahlil, tahmid, doa dan sebagainya.

Penyembelihan korban yang dilakukan pada hari Raya Aidilaldhamerupakan pengorbanan yang telah diberikan oleh nabi Ibrahim alaihissalam dan anakandanya Ismail a.s.

Sewaktu Ismail telah dewasa dan dapat menolong ayahandanya, maka Allah telah menguji mereka berdua sebagaimana yang di ceritakan oleh Allah,
“Ketika anak itu pandai berusaha (dewasa), berkatalah Ibrahim:”Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpiku bahawa aku menyembelih engkau, maka fikirkanlah, apa pendapatmu?” Ia menjawab: Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang diperintahkan itu, Insyaallah ayah akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.”
“Tatkala kedua-duanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipisnya, dan Kami panggilah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(Surah As Sooffat:102-107)

Inilah sebahagian daripada pengorbanan yang telah diberikan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail dalam mematuhi perintah Allah atau dengan kata lain pengorbanan seorang ayah yang mendapat perintah untuk menyembelih anaknya sendiri yang sangat dikasihi dan Ismail sebagai seorang anak yang taat dan setia di atas perintah Allah dan dengan tidak ragu-ragu meminta supaya ayahnya melaksanakan perintah itu dengan segera.

Akan tetapi Allah tidaklah seekejam itu, Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Hanya itu merupakan satu cubaan daripada Allah terhadap hamba-hambanya sampai ke mana kecintaan dan ketaatan hamba itu akan terbukti di dalam menempuh cubaan dan dugaan. Kerana Nabi Ibrahim dan Ismail telah lulus dalam menempuh cubaan itu, maka Allah menggantikan Ismail dengan seekor sembelihan.

Semoga dalam menyambut Aidiladha dapatah kita hayati hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya. Mudah-mudahan Allah menyatukan kembali seluruh hati ummat Islam yang sedang berada di tebing bahaya kemusnahan.

Semoga kita semua sedia untuk berkorban demi kepentingan ummat Islam, dan terciptanya kembali keagungan Islam dan ummatnya.

DOA MENGHADAPI PEPERIKSAAN (PMR,SMA,SPM,STAM,STPM)

Doa agar dikurniakan kefahaman yang baik dan ingatan yang sempurna sewaktu menelaah matapelajaran:

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا فَهْمَ النَّبِيِّينَ وَحِفْظَ المُرْسَلِينَ وإلْهَامَ المَلاَئِكَةِ المُقَرَّبِينَ فِي عَافِيَةٍ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ
“Wahai Tuhanku, kurniakanlah kami kefahaman para Nabi dan hafazan para Rasul, serta ilham daripada para Malaikat yang hampir dengan-Mu, kurniakanlah kami kesihatan wahai Tuhan yang Maha Pengasih.”
------------------------------------------------------------------

Doa sebelum masuk ke dalam kelas atau dewan peperiksaan:

وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدا
“Ya Allah, persiapkanlah kami akan urusan kami dengan petunjuk-Mu.”
------------------------------------------------------------------
Doa apabila terlupa ketika menjawab soalan:

سُبْحَانَ مَن لاَّ يَنَامُ وَلاَ يَسْهُو. اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مَا نَسِيتُ
“Maha Suci Tuhan yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa. Wahai Tuhanku, ingatkanlah daku apa-apa yang kulupa.”
------------------------------------------------------------------
Doa memohon kejayaan cemerlang:

اللَّهُمَّ إني أسْألُكَ الفَوْزَ عِنْدَ القَضَاءِ وَمَنَازِلَ الشُهَدآءِ وَعَيْشَ السُّعَدآءِ وَالنَّصْرُ عَلَى الأعْدآءِ
“Ya Allah, kami memohon daripada-Mu kejayaan dalam setiap ketentuan, tempat para syuhada’, dan kehidupan mereka yang bahagia serta kemenangan ke atas musuh.”
------------------------------------------------------------------
MORE DOA MENGHADAPI PEPERIKSAAN 

Kenali Aidilfitri

SEJARAH hari raya dalam Islam bermula apabila Rasulullah berhijrah ke Madinah. Baginda mendapati ada dua hari raya yang disambut oleh bangsa Arab pada masa itu. Apabila Rasulullah bertanya kepada mereka apakah dua hari raya itu, mereka segera menjawab bahawa dua hari raya yang mereka sambut itu adalah perayaan yang diwarisi secara turun temurun daripada datuk nenek mereka.

Lalu Rasulullah menyatakan kepada orang Arab Madinah bahawa Islam menggantikan dua hari raya yang kamu raikan itu dengan dua hari yang lebih bermakna iaitu Hari Raya korban atau Aidiladha dan Hari Raya Fitrah atau Aidilfitri. Nabi saw memberitahu mereka, "Sesungguhnya Allah swt telah mengurniakan 2 hari yang mempunyai kebaikan di dalamnya, iaitu hari Eidul-Fitr dan hari Eidul-Adha." Riwayat Abu Daud, 1134

Sabda Nabi saw kepada Abu Bakar r.a., "Setiap kaum ada perayaan, dan ini adalah perayaan kita" (Riwayat Bukhari dan Muslim). Hadis ini merujuk kepada 2 perayaan Eid yang khusus bagi orang Islam.

Konsep hari raya dalam Islam jelas menunjukkan bahawa ia adalah perayaan keagamaan. Ini bermakna jika ia disambut di atas landasan agama, maka hari raya yang diraikan itu adalah satu ibadat.

Aidilfitri disambut sebagai suatu kemenangan bagi orang yang dapat mengerjakan ibadat puasa Ramadan dengan sempurna. Kemenangan itu bukan saja menang kerana berjaya mengawal nafsu makan dan minum selama sebulan pada siang hari sepanjang Ramadan, malah kejayaan menghalang diri daripada melakukan perkara dilarang, iaitu jika dilakukan akan terbatal puasanya. Lantaran itu Allah menganugerahkan satu hari untuk kita sama-sama meraikan kejayaan daripada kemenangan itu.

Kalimat 'fitri' sendiri bermaksud fitrah iaitu dengan kejayaan manusia balik kepada fitrah yang asal`Aidul Fitri berasal dari perkataan`aid adalah diambil dari kata al-`audu (kembali). Fitrah asal ini sebenarnya suatu permulaan kejadian manusia yang sememangnya bersih daripada dosa dan noda.

Oleh kerana ia dikatakan sebagai perayaan keagamaan, maka cara menyambut hari raya itu sendiri perlulah mengikut adab dan peraturan tertentu. Apabila saja diumumkan hari raya, maka mulakanlah malamnya dengan aktiviti ibadat. Ini seperti memperbanyakkan solat sunat, bertasbih, bertakbir dan bertahmid sebagai tanda kesyukuran.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Tabrani dari Ubadah bin Soib menyatakan bahawa: "Sesiapa yang menghidupkan malam Aidilfitri dan Aidiladha dengan amalan yang baik dan ikhlas kerana Allah, maka tidak akan mati hatinya pada hari semua hati-hati akan mati, iaitu hari kiamat."

HAKIKAT KEMERDEKAAN DALAM PROSPEK ISLAM

Kemerdekaan sebuah negara adalah nikmat terbesar kurniaan Allah yang bukan semua manusia dapat merasainya. Berapa ramai umat dan bangsa yang mendiami dunia ini semenjak daripada dahulu hinggalah sekarang, tidak berhenti-henti bejuang hanyalah untuk sesuatu yang dinamakan kemerdekaan. Tetapi hingga kini, masih ramai dikalangan bangsa yang masih belum kenal erti kemerdekaan. Kehidupan mereka zahir dan batin terbelenggu dalam penjajahan.Segala-galanya disekat dan dijajah termasuklah kehidupan untuk beragama dan tunduk kepada Allah Ta'ala dengan penuh ketenangan.
 
Berjihad dan berkorban dengan jiwa dan raga untuk memerdekakan negara dari belenggu penjajahan adalah di antara sifat-sifat yang mulia dan disanjung tinggi oleh Islam. Oleh itu, dalam mengenang kembali sejarah kemerdekaan negara kita , generasi yang hidup di zaman ini janganlah melupakan pengorbanan para pejuang kemerdekaan yang telah membuka jalan ini kepada kita. Disebabkan cetusan semangat para pejuang inilah maka kita dapat hidup di zaman ini dan merasai nikmat perjuangan mereka. Justeru itu, sebagai umat yang berhemah tinggi dan berakhlak, kita merasa terpanggil untuk menghormati dan mengenang kembali jasa pahlawan tanah air sama ada yang masih hidup atau yang telah gugur di medan perjuangan.
 
Kedatangan Islam sendiri ke alam dunia ini membawa mesej dan sifat kemerdekaan. Islam menyeru manusia supaya membebaskan diri dan pemikiran mereka daripada belenggu jahiliah dan kemusyrikan terhadap Allah Ta'ala, membebaskan diri daripada perhambaan dan membebaskan negara daripada cengkaman musuh. 
 
Islam dalam erti kata kesejahteraan, kedamaian dan keamanan semuanya menjurus kepada maksud kemerdekaan. Hakikat ini dapat kita lihat semasa perkembangan awal Islam di mana Rasulullah Sallallahu 'alaihi Wasallam telah membawa kemakmuran kepada Negara Madinah dan memerdekakan Kota Mekah daripada cengkaman kafir Quraisy. Begitu juga perkembangan di zaman Khulafa' ar-Rasyidin  yang banyak memerdekakan negara dari cengkaman kekufuran.
 
Islam juga yang bersifat merdeka dalam erti kata yang lain bermaksud bebas daripada keruntuhan akhlak dan kemurkaan Allah. Lantaran itu, Islam talah berjaya menyelamatkan tamadun manusia daripada sistem perhambaan, sama ada perhambaan sesama manusia ataupun perhambaan terhadap hawa nafsu yang diselaputi oleh syirik, kekufuran, kemungkaran dan kemaksiatan.
 
Seorang penyair Arab yang bernama Ahmad Syauqi berkata dalam syairnya yang bermaksud:
"Kekalnya bangsa kerana mulianya akhlak, runtuhnya bangsa kerana runtuhnya akhlak"
 
Justeru itu, umat Islam hendaklah sentiasa berazam untuk membebaskan diri  daripada sifat-sifat yang boleh meruntuhkan wibawa kamanusiaan kerana sifat-sifat yang demikian itu amat dimurkai Allah dan akan hanya menyebabkan manusia terpenjara di bawah arahan nafsu dan telunjuk syaitan. Dan lebih jauh dari itu, kita hendaklah sentiasa memohon keampunan daripada Allah Ta'ala agar mendapat keredhaanNya dan terlepas daripada siksaan api neraka yang bahan bakarnya terdiri daripada manusia dan batu-batan. Inilah dia nilai sebenar kemerdekaan yang diajarkan oleh agama kita.
 
Wallahu a'lam.

Hubungan Nuzul Quran dengan Lailatulqadar


Dua minggu telah berlalu umat Islam berpuasa bermakna kita sekarang dalam suasana memperingati Nuzul Quran (turunnya al-Quran). Peringatan ini bagi kita kaum Muslimin amat penting kerana kita memperingati peristiwa besar yang terjadi pada sekitar abad yang lalu.

Kita memperingati Nuzul Quran kerana kita berkeyakinan bahawa al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. adalah satu-satunya rahmat yang sebesar-besarnya kepada umat manusia di seluruh alam.

Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad pertama kalinya ketika baginda sedang berkhalwat di Gua Hira' pada malam Jumaat bertepatan pada tanggal 17 Ramadan iaitu tahun ke-41 dari kelahiran beliau atau pada tanggal 6 Ogos 610 M.

Kebanyakan ulama menetapkan bahawa pada hari penghabisan turunnya al-Quran ialah hari Jumaat 9 Zulhijjah tahun 10 Hijrah atau tahun ke-63 dari tarikh kelahiran Nabi.

Pada saat itu Nabi s.a.w. sedang berwukuf di Padang Arafah dalam menyelenggarakan haji yang terkenal dikenali haji wada'. Kebanyakan ulama tafsir menetapkan bahawa sesudah hari itu tidak ada lagi al-Quran diturunkan untuk menerangkan hukum dan nabi pun setelah haji wada' selama 18 hari, baginda wafat iaitu pada tanggal 12 Rabiulawal tahun 11 Hijrah.

Ayat yang terakhir menurut pendapat Jumhur adalah surah al-Maidah ayat 3 yang bermaksud:

Pada hari ini Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-ucapkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-redai Islam itu agama bagimu.

Kalau kita sekarang ini sedang berbicara tentang Nuzul Quran, sangat wajarlah bagi kita sebagai hamba Allah s.w.t. secara khusyuk dan rendah hati menghayati suasana malam diturunkannya al-Quran sebagaimana yang tersebut dalam surah al-Qadr ayat 1 hingga 5 yang bermaksud;

Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Quran ini pada malam Lailatulqadar, dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatulqadar? Malam Lailatulqadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka kerana membawa segala perkara yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut; Sejahteralah malam yang berkat itu hingga terbit fajar!

Demikian juga dalam Surah Ad-Dukhan ayat 3 Allah berfirman yang bermaksud; (Sesungguhnya kami telah menurunkan al-Quran pada malam yang tersebut kerana) pada malam yang berkat itu dijelaskan kepada malaikat tiap-tiap perkara yang mengandungi hikmat serta tetap berlaku (tidak berubah atau bertukar).

Meskipun kata-kata `malam' disebut dalam al-Quran sebanyak 92 kali, namun khusus untuk malam Qadar ini diberikan kehormatan yang amat tinggi sekali. Ia dinamakan `malam' yang diberi berkat kerana turunnya al-Quran pada malam itu bersama seluruh malaikat di bawah pimpinan malaikat Jibril.

Penghormatan ini berlangsung satu malam suntuk dengan tenang dan aman damai sehingga terbitnya fajar pagi. Sengaja digambarkan oleh Allah s.w.t. dengan kata `salam' akan ketenangan malam yang semalaman itu sebagai kiasan daripada mesej dan isi yang dibawa oleh kitab suci iaitu perdamaian.

Inilah satu penghormatan yang begitu besar yang pernah terjadi dalam coretan seluruh sejarah kemanusiaan. Justeru Lailatulqadar sentiasa segar dan hidup setiap tahun sepanjang perjalanan sejarah manusia untuk memperingati peristiwa turunnya wahyu Allah s.w.t.

Di dalam surah al-Qadr juga disebut malam Lailatulqadar melebihi seribu bulan. Ini bermakna amal yang dilakukan pada semalaman Lailatulqadar melebihi pahalanya daripada amal seribu bulan. Banyak ulama menjelaskan seribu bulan itu bukanlah memperhitungkan angka yang tepat, tetapi dimaksudkan kemuliaan Lailatulqadar berbanding dengan segala hari dan malam yang lainnya, iaitu suatu saat yang tidak terhingga ketinggian nilainya.

Apakah hikmat Allah tidak menyebut mana satu hari akan berlakunya Lailatulqadar. Berdasarkan pada hadis nabi, Lailatulqadar akan jatuh pada tarikh ganjil di akhir bulan Ramadan iaitu 21, 23, 25, 27, dan 29. Ia terjadi pada salah satu malam itu dan hanya Allah sahaja yang mengetahui waktunya yang tepat.

Panduan inilah yang sering digunakan oleh umat Islam untuk mengisi hari-hari itu dengan meningkatkan amal-amal yang soleh. Mereka optimis dan mempunyai harapan yang tinggi dan mengharapkan amal yang dilakukan bertepatan dengan Lailatulqadar yang nilai pahalanya ribuan bulan.

PUASA BERI KEKUATAN DALAMAN

   

Doa disifatkan dalam salah sebuah hadis sebagai senjata orang Islam dan pada ketika yang lain diibaratkan sebagai otak dari ibadat. Orang yang berpuasa seharusnya membanyakkan berdoa kepada Allah. Doa memberi pengharapan dan menambah keyakinan seorang hamba terhadap penciptanya. Doa juga menyedarkan manusia betapa kerdil dan lemah manusia terhadap perancangan Allah.

Walau apa pun yang dirancang manusia ditangan Allah jua kuasa penentunya. Usaha manusia tidak akan dapat mengatasi qadak dan qadar Allah.

Orang yang berpuasa digalakkan untuk banyak berdoa hinggakan disebut dalam satu hadis bahawa mereka termasuk dalam 3 golongan manusia yang tidak akan ditolak doanya. Sabda Rasulullah yang bermaksud 3 orang yang tidak akan ditolak doanya ialah pemerintah yang adil, orang yang berpuasa hingga dia berbuka dan orang yang teraniaya. Dapatlah kita fahami di sini latihan jiwa hasil daripada puasa akan menyebabkan manusia hampir kepada Allah dan lantaran ia dekat kepada Allah doanya mudah diperkenankan.

Manusia yang banyak berdoa kepada Allah bukan saja akan akur pada ketentuan Allah tetapi berkeyakinan bahawa Allah memakbulkan permintaannya bahkan apa yang telah ditentukan Allah adalah yang terbaik untuk dirinya.

Dalam ayat 186 Surah Al-Baqarah yang bermaksud: ''Apabila hambaKu bertanya tentang Aku katakan (wahai Muhammad) bahwa Aku dekat dan Aku menyampaikan doa orang yang meminta kepada Ku.''

Allah menjanjikan bahawa setiap yang meminta pasti akan dimakbulkan permintaannya. Ini bermakna Dia akan mengotakan janji-Nya. Apa yang dihajati oleh orang yang berdoa tadi akan ditunaikan tetapi menurut cara Allah dan perancangan-Nya bukan perancangan manusia. Kadang-kadang perancangan Allah sama dengan perancangan orang yang meminta kadang-kadang ia berbeza. Apa pun yang pasti doanya termakbul dan Allah memberi pilihan yang terbaik untuk manusia itu.

Ibadat puasa bukan saja menggandakan pahala untuk orang yang taat melakukannya tetapi ia menambah kekuatan spirituil melalui sifat ikhlas. Amalan puasa adalah antara manusia dengan Allah. Jika kita makan atau minum dengan diam-diam mungkin tiada siapa yang melihat cuma Allah saja yang tahu. Dengan ini puasa menanam sifat jujur dalam diri sendiri dan kepada Allah. Apabila kita membiasakan diri dengan ikhlas, kita bertambah yakin dengan segala tindak-tanduk kita. Kerana pentingnya sifat ikhlas ini Allah s.w.t. sendiri yang akan membatas pahala orang yang berpuasa.

Ketahanan badan yang diperoleh melalui latihan berlapar dalam puasa juga menghasilkan ketahanan mental dan rohani. Melalui puasa dapatlah kita fahami bahawa seseorang menjadi kuat dan boleh bekerja bukanlah kerana makan saja tetapi kerana keyakinan dan iman kepada Allah akan menjadi nadi penggerak kepadanya. Ini terbukti dalam sejarah peperangan Badar yang berlaku dalam bulan Ramadan ketika pertama kali orang Islam diwajibkan berpuasa. Kekuatan seorang sahabat boleh bertambah menjadi kepada tenaga kekuatan dua puluh orang hanya kerana keimanan yang jitu pada Allah. Walaupun mereka sedang berpuasa musuh yang kenyang akhirnya tewas ditangan orang Islam yang lapar dan sedikit jumlahnya.

Kesan kerohanian ini sebolehnya dikekalkan dalam diri orang Islam. Dengan itu mereka dianjurkan meneruskan puasa sunat enam hari dalam bulan Syawal supaya kekuatan rohani ini berkesinambungan. Bahkan untuk menjamin kesan kerohanian ini lebih dirasai dan berterusan, dari sebelum Ramadan orang Islam sudah mula berjinak-jinak dan berlatih melalui puasa Rejab dan Syaaban.

Puasa Ramadan berbeza dengan puasa dalam bulan lain. Ia penuh keberkatan, kedatangannya dialu-alukan dan pemergiannya ditangisi. Jika manusia tahu apa yang terkandung daripada keberkatannya mereka akan memohon supaya Ramadan itu sepanjang tahun. Sayang sedikit bagi kebanyakan kita penekanan persediaan Ramadan ialah seolah-olah Ramadan terpaksa dilalui untuk meraikan raya. Persiapan untuk raya melebihi daripada persiapan untuk puasa., Seharusnya kita bersiap untuk puasa bersedia meningkatkan kekuatan dalaman.

Bulan Ramadan sangat istimewa. Berkat dan rahmatnya membuat kebanyakan orang terpanggil untuk membuat kebajikan dan menambah ibadat. Orang yang jarang membuat amalan sunat pun akan sanggup sama-sama berjemaah, tadarus dan bertarawih. Paling tidak pun mereka terpanggil ke masjid untuk menikmati juadah berbuka dan ''moreh'' selepas tarawih yang disedekahkan oleh orang ramai.

Faktor pembangunan kekuatan manusia sebenarnya adalah terletak pada tiga perkara utama iaitu akal, rohani dan jasmani. Semua kekuatan ini dapat dibina melalui puasa. Akal menjadi kuat dengan pembacaan al-Quran. Rohani dan jiwa pula kental dengan zikir dan istighfar. Fizikal badan pula mendapat ketahanan melalui puasa.

Ibadat puasa sesungguhnya berbeza dengan ibadat yang lain. Kesannya tidak terlibat secara zahir. Ia lebih merupakan amalan dalaman yang tersirat dalam diri seseorang. Ia berupaya memberi kekuatan dalaman untuk pembangunan insan.

KiSaH Ku d' iMaM MuDa . . .

Tanggal 17 April 2010 merupakan hari bersejarah ana kerana berjaya menjejakkan kaki ke satu UJIBAKAT yang belum pernah ana sertai selama hayat ana. Bukan ujibakat AKADEMI FANTASIA,bukan ujibkat ONE IN A MILLION,bukan ujibzkat MENTOR,bukat ujibkat MyStar LG,bukan ujibakat BINTANG RTM atau sehubungan dengan itu. TETAPI ujibakat yang ana sertai adalah ujibakat pencarian IMAM MUDA TERUNGGUL anjuran Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) dengan kerjasama penerbitan ASTRO OASIS (106). Dikemudikan oleh Ustaz Hassan Mahmud al-Hafiz sebagai Mudir,Ustaz Shahrizan sebagai Mentor dan dipengerusikan oleh Ustaz Hj. Dzulkarnain bin Hj. Hamzah. Pada mulanya berasa berat hati kerana ana kini sedang menduduki pengajian Tamhidi Sijil Tinggi Agama Malaysia (STAM) di Kuliah Tamhidi Sekolah Agama Menengah Tinggi Kuala Kubu Bharu. Mahu tak mahu kaki telah sampai di Kompleks Pusat Islam Kuala Lumpur yang berhadapan dengan Masjid Negara Kuala Lumpur. Dari pukul 9 pagi sehingga 3 ptg ana menunggu. Tepat jam 3.10 p.m. nombor giliran ana dipanggil 1 6 6 4. Seluruh badab dan kaki menggigil ditambah pula berhadapan dengan para ibu bapa dan penonton serta Kamera dan Jurukamera yang tepat dihadapan ana dengan spotlight2. Imam Masjid Jamek KL . . "Sila perkenalkan diri anda."   >...." Sila baca Suratul Fatihah dengan gaya anda tersendiri...." Pergh...nak kata seluruh anggota bergetar bak silent handphone. setelah tamat bacaan Imam berkata . . .  " dengan bacaan yang anda pamerkan sebentar tadi maka . . . . saya menolak anda dari Program pencarian ImaM MUDa ASTRO OASIS. Oleh itu ana pun pulang dengan hati yang hiba. tetapi umur masih muda . . . masih banyak masa lagi untuk ana sertai pada masa akan datang. . . INSYA ALLAH.

Pada 9 dan 10 Julai 2010, untuk memantapkan diri sebagai IMAM MUDA TERUNGGUL ana telah dipilih dari kalangan Tingkatan 6 asrama putera SAMTKKB 2010 sebagai peserta Pencarian Imam Muda Terunggul ASPURa dalam Hostel De Fiesta anjuran Majlis Pemimpin Asrama 2010. Tugasan pertama : ana telah dapat dengan berjaya melepasinya iaitu menjawab persoalan tentang cara menyelamatkan Gaza dan palestin dari genggaman Rejim Zionis ISRAEL. tugasan 2 : Bacaan tilawah al_quran. dan seterusnya ana terpaksa menarik diri dari Program kerana terpaksa mengikut rombongan Tamhidi SAMTKKB ke Karnival Ulangtahun IKIM di Stadium Malawati Shah Alam pada 10 April 2010 dan tiba di SAMTKKB pada jam 1.30 pagi. Mohon kemaafan dari semua warga TAMHIDI dan STPM ASRAMA SAMT KUALA KUBU BHARU. Keesokan harinya baru ana tahu bahawa AZZIM tingkatan empat telah memegang tampok IMAM MUDA TERUNGGUL ASPURA SAMTKKB.

Sya'BaN KeMBaLi . . .

Pengertian Sya’aban: Kemuliaan, Ketinggian, Kebajikan, Cahaya

Sabda Nabi s.a.w.: Bahawa kelebihan Rejab atas bulan-bulan yang lainnya seperti kelebihan Qur’an atas segala kalam. Kelebihan Sya’aban atas bulan-bulan yang lainnya seperti kelebihanku atas segala Anbia’ (Nabi-nabi). Kelebihan Ramadhan atas bulan-bulan yang lain seperti kelebihan Allah atas sekelian makhlukNya.

Bulan Sya’aban, keagungan malamnya dengan Nisfu Sya’aban seperti keagungan Ramadhan dengan Lailatul Qadarnya. Maka pada malam Nisfu Sya’aban telah datang Jibril kepada Rasulullah s.a.w lalu katanya: Angkat kepalamu ke langit, itulah malam yang Allah padanya tiga ratus rahmat dan diampunkan Allah sekelian orang yang menyangutukan (syirik) denganNya sesuatu, kecuali: tukang nujum, kekal dalam zina, kekal minum arak, derhaka terhadap ibubapa. Allah menilik kepada hambaNya pada malam Nisfu Sya’aban maka diampunkan dosa segala makhlukNya melainkan orang syirik dan orang yang tidak bertutur dengan saudaranya. Apabila pada malam Nisfu Sya’aban maka berjagalah kamu pada malamnya bersembahyang, beribadat dan puasa kamu pada siangnya. Allah berfirman yang bermaksud: Adakah orang yang meminta ampun maka Aku ampunkannya, adakah orang ditimpa bala Aku akn melepaskannya. Adakah orang yang meminta rezeki maka Aku akan murah rezekinya, demikianlah pertanyaan lainNya sehingga keluar fajar subuh.

Tersebut di dalam Kitab Iqna’ : Bahawa Jibril bersungguh-sungguh pada malam Nisfu Sya’aban menunaikan segala hajat. Maka datanglah Jibril kepada Rasulullah s.a.w. kali keduanya katanya: Ya Muhammad! gembirakanlah kamu bahawa Allah Ta’ala telah mengampunkan segala umatmu orang yang tidak mengsekutukanNya sesuatu, angkatkan kepalamu, lalu Rasulullah mengangkatkan kepalanya, tiba-tiba terbuka segala pintu syurga.

Bahawa malam Nisfu Sya’aban adalah hari raya Malaikat, begitu juga pada malam Lailatul Qadar mereka tidak tidur, dipenuhi dengan amal dan ibadat sepanjang malamnya. Dan bagi anak-anak Adam berhari raya pada siang hari dengan berpuasa dan ibadat, kerana mereka tidur pada malamnya.

Pada malam Nisfu Sya’aban setelah berlalu 1/3 malamnya, Allah turunkan ke langit dunia lalu berfirman yang bermaksud: Adakah orang-orang yang meminta maka Aku perkenankan permintaanya, adakah orang yang meminta, maka Aku perkenankan permintaanya, adakah orang yang meminta ampun maka Aku ampunkannya, adakah orang bertaubat maka aku Taubatkannya dan diampunkan bagi sekalian orang mukmin lelaki dan perempuan melainkan orang yang berzina atau orang yang berdendam marah hatinya kepada saudaranya.

Sabda Nabi s.a.w.: Hai Aisyah! adakah engkau izinkan aku sembahyang pada malam ini? Jawab Aisyah: Ya, aku izinkan, lalu Nabi pun bersembahyanglah sepanjang malam Nisfu Sya’aban itu, beliau telah diambil ruhnya (mati), lalu aku tutupkannya dengan kain, Daku letakankan tanganku di atas dua tapak kakinya. Maka gembira aku kerana beliau masih bernafas lagi dan aku dengar beliau membaca di dalam sujutnya yang bermaksud:

AKU BERLINDUNG DENGAN KEMAAFAN ENGKAU DARI SIKSA ENGKAU DAN AKU BERLIDUNG DENGAN KEREDAAN ENGKAU DARIPADA KEHINAAN ENGKAU DAN AKU BERLINDUNG DENGAN ENGKAU DARIPADA KEJAHATAN YANG DATANG DARIPADA ENGKAU, AKU TIDAK TERHINGGA MEMUJI ENGAKU SEPERTIMANA ENGAKU MEMUJI DARI ENGKAU.

Nabi menyuruh Aisyah mengamalkan doa ini dalam sujut.

Sesiapa sembahyang pada malam Nisfu Sya’aban daripada umat Muhammad s.a.w. terlebih afdal daripadanya ibadatnya 400 tahun. Demikian Allah memberitahu kepada Nabi `Isa a.s, lalu Nabi `Isa a.s. pun berdoa kepada Tuhan: Mudah-mudahan aku daripada umat Muhammad s.a.w.

Telah disebut empat malam istimewa tentang beribadat (berbuat amal kebajikan) iaitu malam Nisfu Sya’aban, malam hari raya aidilfitri yang pertama dan malam Arafah. Disembunyikan malam Lailatul Qadar kerana bahawasanya malam rahmat dan mereka daripada api neraka, supaya sapanjang malam Ramadhan atau sepanjang sepuluh yang akhir daripada Ramadhan umat Muhammad berlumba-lumba dalam ibadat dengan berjaga malamnya. Demikian pula saat mustajab doa pada hari Jumaat.

AMALAN PADA MALAM NISFU SYABAAN:

Selesai sembahyang Maghrib hendaklah dibaca YASIN. Dengan niat panjangkan umurnya dalam mentaati Allah. Kemudian berdoalah. Kemudian dibacakan pula YASIN dengan diniatkan diluaskan Allah rezekinya yang halal dan diberkatinya, kemudian lalu dibacakan doanya. Kemudian dibacakan pula YASIN dengan diniatkan minta mati dalam iman, kemudian lalu dibacakan doanya.

Pada malam Nisfu Sya’aban sangat baik dibanyakan beristighfar (memohon keampunan) dan taubat dari dosa-dosa besar dan kecil serta meminta diampunkan Allah ibubapa kita dan keluarga kita.

(Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada ada Tuhan melainkan Engkau, Engkau telah menjadikan aku dan aku adalah hambaMU, sentiasa berada dalam genggamanMu dan ketetapanMU, tiada ada kesanggupanku. Aku mengaku padaMU nikmatMu atasku dan aku mengaku kepadaMu dengan dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada apa yang akan mengampun dosa melainkan Engkau jua. Aku berlindung dengan Engkau daripada kejahatan apa yang telah aku lakukan.

Memohon keampunan dua ibubapa,

Maksudnya: YA TUHANKU AMPUNILAH AKU DAN KEDUA IBUBAPAKU DAN RAHMATILAH DUANYA SEPERTIMANA MEREKA MENDIDIK AKU DI WAKTU KECIL.

Memohon keampunan dan taubat diri: (70/100 kali pagi petang)

Maksudnya: AKU MOHON KEAMPUNAN ALLAH DAN AKU BERTAUBAT KEPADANYA.

Membaca: (beberapa kali – pahala seperti ibadat seribu tahun).

Maksudnya: TIADA TUHAN MELAINKAN ALLAH DAN TIADA KAMI SEMBAH MELAINKAN DIANYA, DENGAN CARA IKHLAS KEPADANYA, LAGI TETAP TEGUH DI ATAS TAUHID, WALAU PUN MEMBENCI OLEH ORANG-ORANG KAFIR.

Membaca Al-Qur’an. Membaca Tasbih: (Seratus kali tiap-tiap satu) Maksudnya: Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi.

Maksudnya: Maha Suci Allah dan dengan segala kepujianNya. Maha Suci Allah yang Maha Agung.

Maksudnya: Maha Suci Allah dan segala kepujian bagi Allah tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar (Agong) tiada suatu daya dan tiada suatu kekuatan melainkan dengan Allah Yang Maha Agong.

Membaca Selawat Atas Nabi: ( 10 atau 100 kali pagi dan petang.) Membaca Zikrullah: (100 kali selepas sembahyang Subuh dan Asar.)

Sembahyang-sembahyang sunat: Sunat Mutlaq, Sunat Isyraq, sunat Dhuha, Sunat mengiringi Fardhu, Sunat Awwabin, Sunat Tahajjud, Sunat Tasbih, Sunat Witir dan Sunat Hajat di tengah malam sebaik-baiknya memohon hajat sesuatu.

Keistimewaan ReJaB !

Apabila kita meneliti kepelbagaian sumber yang ada di tangan ulama, didapati Rejab ada keistimewaannya tersendiri. Tidak hairanlah inti sari (matan) hadis “Rejab bulan Allah, Syaaban bulanku dan Ramadan bulan umatku..” disokong oleh ulama muktabar.
Antaranya, Imam Hibbatullah bin Mubarak, yang meriwayatkan keistimewaan Rejab berdasarkan sanadnya yang jelas sebagaimana yang direkodkan oleh Syeikh Abd Qader al-Jaylani dalam al-Ghunyah.
Oleh itu, amat baik jika diperhatikan siapa beliau dan bagaimana kualiti sanad yang diriwayatkannya.
Tambahan pula, matan hadis terbabit tidak bertentangan dengan nas al-Quran. Sebaliknya selari dengan perisytiharan Allah S.W.T pada surah al-Taubah ayat 36 mengenai empat bulan haram yang dimaksudkan: Rejab, Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharam.
Imam al-Qurtubi dalam tafsirnya menyifatkan Nabi s.a.w menegaskan Rejab adalah bulan Allah, iaitu bulan ahlullah. Dikatakan penduduk (mukmin) Tanah Haram itu ahlullah kerana Allah yang memelihara dan memberi kekuatan kepada mereka.
Imam al-Thabrani meriwayatkan daripada Anas bin Malik, apabila tibanya bulan Rejab, Baginda mendoakan: “Ya Allah, berkatilah hidup kami di bulan Rejab dan Syaaban dan sampaikan (hayat) kami kepada bulan Ramadan.”
Imam al-Thabrani meriwayatkan daripada Abu Hurairah, Nabi s.a.w tidak menyempurnakan puasa sebulan selepas berlalunya Ramadan kecuali pada Rejab dan Syaaban.
Al-Hafiz al-Haitsami dalam Majma’ al-Zawa’id turut meriwayatkan mengenai kelebihan Rejab. Walaupun dengan sanad daif, ia sudah memadai untuk menepati spesifikasi kelebihan beramal dan meningkatkan hemah diri.
Hal ini jelas sebagaimana diakui fuqaha dan ahli hadis menerusi kenyataan Imam al-Nawawi dalam kitab al-Arba’ien.
Lebih kukuh, Imam Muslim meriwayatkan daripada Uthman bin Hakim al-Ansari, beliau (Uthman) pernah menanyakan Said bin Jubayr mengenai puasa Rejab (pada bulan Rejab).
Said menjawab: “Aku mendengar Ibn Abbas mengatakan: “Rasulullah s.a.w berpuasa Rejab sehingga kami menyangka Baginda tidak berbuka (terus-menerus berpuasa) dan Baginda berbuka sehingga tidak nampak berpuasa.” (Sahih Muslim)
Imam al-Nawawi mengatakan: “Apa yang zahir daripada ucapan Sa’id bin Jubayr itu menjadi bukti tiada tegahan untuk berpuasa padanya (Rejab) kerana bulan berkenaan. Bahkan kedudukannya sama mengikut baki bulan Islam yang lain.
Tidak ada larangan untuk melakukan ibadat puasa di bulan Rejab, tidak pula disunatkan kerana bulannya. Tetapi apa yang disunatkan ialah kerana kesunahan puasa terbabit.
Imam Abu Thayyib al-Azhim juga mengatakan: “Dalam Sunan Abi Daud direkodkan Nabi s.a.w menggalakkan kita berpuasa di bulan yang haram. Rejab adalah satu darinya.”
Al-Hakim meriwayatkan daripada Nubaisyah: “Seorang lelaki menanyakan Nabi SAW, wahai Rasulullah! Kami memberi persembahan (kepada berhala) di zaman Jahiliyah. Maka apa pula yang harus dilakukan di bulan Rejab ini. Baginda menjawab : “Sembelihlah binatang ternakan kerana Allah di mana-mana bulan sekalipun. Lakukanlah kebaikan kerana Allah dan berilah makanan.”
Imam al-Baihaqi meriwayatkan daripada Imam Syafie berbunyi : “Telah sampai kepada kami Syafie mengatakan: Sesungguhnya doa itu mustajab pada lima malam; malam Jumaat, malam Aidiladha, malam Aidilfitri, malam pertama bulan Rejab dan malam nisfu Syaaban.”
Berdasarkan kepada penyelidikan, Rejab mempunyai pengertian dalam kelasnya yang tersendiri. Sumber hukum melalui al-Quran, hadis dan keterangan ulamak salaf memberitahu kita bahawa di sana ada hadis sahih, hasan, mursal, marfuk, daif, daif jiddan, wahin (amat lemah) dan palsu berkaitan Rejab.
Oleh itu, setiap isu dan dalil harus difahami secara menyeluruh lagi mendalam agar kita tidak tersasar daripada landasan yang benar.
Dalill yang jelas, terang lagi bersuluh sepatutnya diamalkan. Dalil yang lemah boleh dijadikan bahan sokongan dan penambahbaikan dalam sesuatu amalan, sementara dalil palsu ditinggalkan.
Sempena sepertiga Rejab yang mulia, renunglah, setakat mana ilmu kita? Berapa banyak yang diamalkan dan di mana pula keikhlasan kita?
Alangkah manisnya apabila kita dapat menyatukan ibadat solat, puasa, zikir, tasbih, tahlil, tahmid, qiyam, bersedekah dan kebaikan lain di bulan Rejab. Semoga amalan Rejab ini menjadi pemangkin untuk mereka yang benar-benar dahagakan kebesaran dan keagungan Allah.
Pencarian hakikat Rejab sebenarnya bermula dan berakhir dengan kesucian hati kita. Sucikan suapan, pakaian dan perbuatan kita. InsyaAllah sinar keagungan Rejab mampu menjadi milik kita secara hakikatnya.

Puasa ReJaB. . . .


Berkenaan dengan puasa di bulan rejab

Disini saya mengeluarkan pendapat2 para ulama berkenaan dengan Kelebihan puasa dibulan rejab yang di uar-uarkan...Semua kenyataan ini disertakan dengan sumber2 nya agar semua para pembaca dapat membuat rujukan.....Diharap artikel ini dapat memberikan kita kesedaran didalam mengamalkan sesuatu ibadah dalam agama Islam..sekian.

Shaikh Yusuf al-Qaradhawi:
a) Fadilat Rejab adalah sama dengan fadilat bulan-bulan haram yang lain. Beliau berkata:[4]
Tidaklah ada kesahihan (fadilat-fadilat) di dalam bulan Rejab, melainkan ia merupakan salah satu daripada bulan-bulan haram yang disebut oleh Allah di dalam kitabnya (surah al-Taubah, ayat 36), iaitu Rejab, Zulqaedah, Zulhijah dan Muharram....Inilah bulan-bulan yang mempunyai fadilat. Tidak terdapat hadis sahih bahawa yang mengkhususkan Rejab sebagai bulan yang yang memiliki keutamaan.
b) Hadis-Hadis mengenai fadilat Rejab kebanyakannya adalah dha‘if dan maudhu’. Shaikh al-Qaradhawi menyambung:
Hadis ini dimaklumi sebagai sebuah hadis fadilat Rejab: “Rejab bulan Allah. Sya'ban bulanku dan Ramadhan bulan umatku", namun hadis ini mungkar dan sangat dha‘if, bahkan sebahagian besar ulama' mengatakan hadis ini maudhu’, yakni dusta. Maka tidak ada baginya nilai saintifik mahupun agama. Selain itu terdapat juga hadis-hadis fadilat Rejab yang menerangkan sesiapa bersolat sekian-sekian maka dia mendapat ganjaran sekian-sekian, sesiapa beristighfar sekali maka baginya sekian-sekian ganjaran…..semua ini adalah satu pelampauan dan pendustaan. Malah termasuk isyarat bahawa sesuatu hadis adalah dusta adalah bahawa ianya bersifat melampau dan berlebih-lebihan. Berkata para ilmuan, janji mendapatkan ganjaran yang besar terhadap amalan yang biasa atau azab yang berat untuk kesalahan yang ringan termasuk isyarat bahawa hadis tersebut adalah dusta.
c) Oleh itu, lanjut Shaikh al-Qaradhawi, kita sebagai orang Islam wajib mengetahui darjat hadis yang didengar atau dibaca. Tidak boleh bersikap remeh dalam hal ini kerana sudah sedia terdapat buku-buku di pasaran yang menerangkan sumber dan darjat hadis, berbanding buku-buku yang hanya mengemukakan hadis tanpa menerangkan sumber dan darjatnya.
Shaikh al-Sayid Saabiq:
Shaikh al-Sayid Sabiq dalam karyanya yang masyhur, Fiqh al-Sunnah menyebut:[5]
Puasa Rejab, bukanlah ada padanya fadilat yang melebihi bulan-bulan lain melainkan sesungguhnya ia daripada bulan-bulan Haram.
Ini bermaksud bahawa bulan-bulan haram semuanya memiliki fadilat yang sama darjatnya.

Bagaimana cara sebenar untuk beramal di dalam bulan Rejab?
Apabila ditanya, selain bulan Ramadhan, bulan apakah yang afdal untuk berpuasa, Shaikh Mutawalli al-Sya’rawi menjawab dengan mengemukakan sebuah hadis daripada ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu 'anh, bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:[6]
Wahai Rasulullah! Apakah bulan yang engkau perintahkanku berpuasa selepas Ramadhan?” Rasulullah menjawab: “Jika kamu ingin berpuasa selepas Ramadhan, maka berpuasalah pada bulan Haram kerana sesungguhnya ia adalah bulan Allah dan padanya terdapat satu hari yang terima taubat daripada satu kaum dan diampunkan padanya kaum (yang lain).”
Berdasarkan hadis ini, dianjurkan berpuasa sunat pada bulan-bulan Haram tanpa dikhususkan kepada bulan Rejab sahaja.

Shaikh Abdul Aziz bin Baz, mufti besar Arab Saudi pernah juga dikemukakan soalan yang seumpama. Beliau menjawab:[7]
Dari sudut syara’, dibolehkan berpuasa (sunat) pada bulan Muharam dan demikian juga bulan Sya’ban. Adapun berpuasa pada 10 hb Zulhijjah, tidak ada dalil ke atasnya, akan tetapi jika seseorang ingin berpuasa tanpa beriktikad bahawa ia adalah puasa yang khusus, ia tidak mengapa. Adapun bulan Allah al-Haram, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: “Sebaik-baik puasa selepas puasa Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah al-Haram.” Maka apabila berpuasa pada bulan-bulan tersebut maka ia adalah baik, atau berpuasa pada 9, 10, 11 hb itu adalah baik juga, demikian juga dibolehkan berpuasa pada bulan Sya’ban.

Shaikh Yusuf al-Qaradhawi menulis:[8]
Berpuasa di dalam bulan Haram adalah maqbul (diterima) dan mustahab (sunat hukumnya). Akan tetapi tidaklah diriwayatkan daripada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bahawa baginda berpuasa pada keseluruhan bulan-bulan Haram tersebut. Baginda hanya berpuasa penuh satu bulan (yakni) dalam bulan Ramadhan. Selain itu baginda banyak berpuasa pada bulan Sya’ban tetapi tidak berpuasa sepenuhnya dalam bulan tersebut. Inilah sunnah Nabawiyah.
Pada bulan-bulan yang lain (selain Ramadhan dan Sya’ban), baginda berpuasa dan berbuka sehingga dikatakan oleh para sahabat dalam sebuah riwayat: “Baginda berpuasa sehingga kami mengatakan beliau tidak berbuka, baginda berbuka sehingga kami mengatakan beliau tidak berpuasa.” (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan Abu Daud). Maka apa yang dilakukan oleh sebahagian manusia dengan berpuasa pada bulan Rejab seluruhnya sebagaimana yang kita lihat sebelum ini, malah aku telah lihat sebahagian manusia berpuasa pada bulan Rejab, Sya'ban, Ramadhan dan 6 hari di dalam bulan Syawal dan menamakannya "Al-Ayam Al-Baidh" selepas berbuka, (lalu) mereka membuat satu perayaan pada hari ke 8 bulan Syawal. Hasil dari puasa ini ialah 3 bulan dan 6 hari saling secara berterusan. Mereka hanya akan berbuka apabila tiba Hari Id (1 Syawal). Amalan seperti ini tidak datang daripada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mahupun para sahabat dan generasi al-Salaf al-Salih (generasi awal umat Islam).
Maka sebaik-baik puasa (sunat) ialah puasa sehari dan berbuka sehari, bukan berterusan di dalam berpuasa. Setiap kebaikan ialah pada mengikuti generasi awal dan setiap keburukan ialah pada rekaan generasi terkemudian. Barangsiapa yang ingin mengikut dan memperoleh ganjaran yang sempurna, maka ikutlah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan tidak berpuasa pada bulan Rejab dan Syaban seluruhnya. Inilah sebaik-baik (bentuk puasa sunat). Wa Billahi Tawfiq.[9]
Kesimpulan
1. Hadis-Hadis keutamaan (fadilat) bulan Rejab kebanyakannya adalah dha‘if (lemah) dan maudhu’ (palsu). Berterusan menyampaikan hadis-hadis ini adalah satu bentuk pendustaan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.[10]
2. Kita dilarang mengkhususkan hari atau malam tertentu melainkan jika pengkhususan tersebut berasal daripada Allah (al-Qur’an) dan Rasul-Nya (hadis-hadis yang sahih).
3. Tidak ditemui dalil bahawa bulan Rejab memiliki fadilat yang khusus, yang ada cuma fadilat umum keempat-empat bulan haram.
4. Demikian juga, tidak ditemui dalil bagi melakukan solat, puasa, zikir, ziarah kubur dan sebagainya yang khusus bersempena bulan Rejab.
_____________________________________
Nota Kaki:
[1] Budiman Radzi - Fazilat bulan Rejab, Sya'ban dan Ramadzan. Alor Setar: Muzakkir Enterprise, 1990.
[2] Tafsir al-Jalalain. Harf.com. (URL: http://quran.al-islam.com/arb/Default.asp)
[3] Fatwa IslamOnline - Fadilat Rejab.
(URL: http://www.islamonline.net/fatwa/arabic/FatwaDisplay.asp?hFatwaID=10249)
[4] Fatwa IslamOnline - Kesahihan Fadilat Rejab.
(URL : http://www.islamonline.net/fatwa/arabic/FatwaDisplay.asp?hFatwaID=1308)
[5] Fiqh al-Sunnah (Beirut: Al-Fath Lil'alam Al-Arabi, 1995. Cetakan khas dari manar Al-Dauliyah), jld. 1, ms. 596.
[6] Al-Fatawa (Kaherah: Dar Al-Fath Lil-A'lam Al-Arabi, 2000), ms. 371
Sanad hadis ini dha‘if, rujuk Musnad Ahmad yang disemak oleh Shaikh Syu‘aib al-Arna’uth dan rakan-rakan, hadis no: 1322 (Musnad ‘Ali bin Abi Thalib). Walaubagaimana ia memiliki penguat daripada apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam Sahihnya, hadis no: 1163 (Kitab Puasa, Bab Keutamaan Puasa pada bulan Haram) daripada Abu Hurairah radhiallahu 'anh, maksudnya: “Sebaik-baik puasa selepas puasa Ramadhan ialah puasa pada bulan Allah al-Haram.” (Hafiz Firdaus)
[7] Majmu' Fatawa (Riyadh: Dar Al-Watan, 1996) ms. 269
[8] Fatwa IslamOnline - Puasa Rejab
(URL: http://www.islamonline.net/fatwa/arabic/FatwaDisplay.asp?hFatwaID=1310)
[9] Untuk memudahkan kefahaman para pembaca, orang-orang yang berpuasa pada bulan Rejab boleh dikategorikan kepada beberapa kumpulan:
1. Mereka yang memperbanyakkan puasa sunat pada bulan-bulan Haram, iaitu bulan Zulkaedah, Zulhijjah, Muharam dan Rejab tanpa melakukannya secara berterusan. Ini adalah sunnah.
2. Mereka yang berpuasa sunat Isnin, Khamis dan sebagainya dalam bulan Rejab. Mereka berpuasa sunat bukan kerana fadilat Rejab tetapi kerana hadis-hadis yang menganjurkan puasa sunat pada hari Isnin dan Khamis. Ini adalah sunnah.
3. Mereka yang berpuasa sunat dalam keseluruhan bulan Rejab kerana fadilat Rejab. Ini bukanlah sunnah.
4. Mereka yang berpuasa secara berterusan daripada bulan Rejab, Syaban, Ramadhan dan enam hari bulan Syawal. Mereka tidak berhenti kecuali pada 1 Syawal. Ini bukanlah sunnah.
5. Mereka yang melarang apa-apa bentuk puasa sunat dalam bulan Rejab. Ini tidak benar. Boleh berpuasa sunat dalam bulan Rejab sebagaimana yang disebut dalam kategori pertama dan kedua di atas. Yang dilarang ialah puasa sunat kerana fadilat Rejab.
6. Mereka yang mengqadha puasa Ramadhan yang lepas dalam bulan Rejab. Ini dibolehkan selagi mana dia tidak beriktikad adalah lebih utama untuk mengqadha dalam bulan Rejab kerana fadilat-fadilatnya. (Hafiz Firdaus).
[10] Kenapakah ia satu bentuk pendustaan? Rujuk risalah berikutnya berjudul Hadis Dha‘if: Hukum dan Syarat Pengamalannya.

MaRi MeNJaNa PeNDaPaTaN ! !


salam semua.... mintak ampun mintak maaf byk2 sbb menge"tag" gambo korang ye... ni.. aku baru je jumpa bnde ni.. nk suro korang try.. yela.. aku paham byk bnde kat internet skrg ni yg ntah pape n bukan2.. so, aku jumpa la bnde ni... bnde n sgt2 best sbb yg pertama adalah bndenya FREE, yg kedua, kita ni jd pengiklan utk... diorang n they will pay us 0.03 usd for a single click, n 3 usd for each sub affiliates registered below us... so, kalo korang minat, blehla join n sign up bnde ni.. FREE je.. aku baru je try dlm satu hari setengah n da dpt 37.68 usd.. ok la.. die akan byr masuk paypal.. n skrg paypal da bleh transfer masok akaun bank tempatan tau.. menarik kan??

ha... kalau nk tau mcm mana nk transfer nnt msg aku ok!! kalo x nk try pun.. tolong aku klik kat link bawah ni je k!! tolong aku k.. sedekah kan amaln jariah.. hahahha...;p

http://www.income-web.biz/?a_aid=4c10be6945310

lepas sign up.. die akan bg link... n korang promote la habis habisan.. k!!

sila klik dulu ye... dada..

QuNuT NaZiLaH FoR PaLeStiNe & GhaZa

Qunut Nazilah: Cara Nabi, Salafussoleh dan para ulama

Umat Islam di minta berdoa walau dimana berada dan bila2 masa untuk keselamatan diri dan kaum muslimin. Namun, selain berdoa secara biasa, Nabi mengajar kita dengan sesuatu yang lebih tajam dari itu, iaitu berdoa dalam qunut pada setiap solat yang lima, yang dipanggil qunut nazilah. Sesungguhnya, doa adalah senjata bagi orang Mukmin. Mari kita menggunakan senjata yang paling tajam dan jitu.

Apakah maksud nazilah?
Ia bermaksud sesuatu perkara yang berat dan dahsyat yang menimpa sesuatu kaum seperti ketakutan, serangan musuh dan sebagainya. Doa ini dibaca setelah bangun dari rukuk bagi rakaat terakhir pada setiap kali solat fardhu sehingga nazilah itu diangkat oleh Allah. Ini bermakna, setelah nazilah itu tiada lagi, maka amalan qunut ini perlu dihentikan.

Terdapat banyak rekod bahawa Nabi melakukan qunut Nazilah dalam beberapa tempat dan keadaan. Antaranya sebagaimana berikut:

Daripada Anas:

أن النبي – صلى الله عليه وسلم – قنت شهراً حين قُتِل القُرّاء، فما رأيته حزن حزناً قط أشدّ منه
Maksud: Sesungguhnya Nabi s.a.w. berqunut selama sebulan semenjak para penghafaz al-Quran telah terbunuh, maka tidak pernah aku melihat baginda begitu sedih dengan kesedihan sekuat itu. (al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, jil. 5, hlm. 180, No. hadith: 1300.)

Daripada Ibn Umar:
أنه سمع النبي – صلى الله عليه وسلم – إذا رفع رأسه من الركوع في الركعة الأخيرة من الفجر يقول: (اللهم العن فلاناً وفلاناً وفلاناً بعدما يقول: سمع الله لمن حمده، ربنا ولك الحمد
Maksud: Sesungguhnya dia mendengar Nabi s.a.w. ketika mengangkat kepalanya daripada rukuk pada rakaat yang terakhir bagi solat Subuh, baginda berdoa: “Ya Allah, Engkau laknatlah si fulan, si fulan, si fulan selepas baginda menyatakan : سمع الله لمن حمده، ربنا ولك الحمد. (al-Bukhari, Sahih al-Bukhari, jil. 13, hlm. 442, No. Hadith: 4069)

Dan banyak lagi riwayat yang datang dari amalan Nabi, para sahabat dan tabi’in sebagai bukti bahawa ia adalah perkara yang disyariatkan ketika umat Islam dalam keadaan yang sangat menekan dan menderita kesusahan.

Doa qunut nazilah tidak ditetapkan teksnya, dan bebas kepada individu untuk membacanya apa sahaja permohonan demi menyelamatkan umat Islam yang tertindas dan tertekan dengan ujian yang berat. Apa yang jelas, qunut nazilah mengandungi permohonan yang mendalam agar diberi kesalamatan ke atas kaum Muslimin dan permintaan agar dihancurkan dan dimusnahkan musuh-musuh Islam. Ibn Taimiyyah mengatakan bahawa; “Maka adalah sunnah untuk berdoa qunut ketika nazilah menimpa dan didoakan padanya apa yang berkaitan kaum yang memerangi.” Beliau juga mengatakan bahawa, “dan diharuskan untuk orang yang berdoa pada setiap qunut nazilah dengan doa yang berkaitan dengan nazilah tersebut.”